إِنَّمَا
يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ
الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ
أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
“Hanya yang memakmurkan
masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari akhir,
serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah
orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat
petunjuk” (QS. At Taubah: 18)
Di dalam ayat ini ada penjelasan
yang gamblang mengenai hakikat memakmurkan masjid. Ada 2 perkara yang amat
mulia yang diperlukan untuk memakmurkan masjid:
- Memperbaiki akidah
- Beramal dengan baik
Adapun mengenai memperbaiki akidah,
pada firman Allah,
مَنْ
آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
“orang-orang yang beriman kepada
Allah dan Hari akhir”
Maka orang yang memiliki akidah yang
rusak, madzhab yang batil, pemikiran yang menyimpang, sejatinya dia tidaklah
memakmurkan masjid walaupun dia hadir dan ikut dalam shaf-shaf shalat
bersama orang-orang. Pondasi yang menjadi dasar memakmurkan masjid yang sejati
adalah akidah dan keimanan yang benar.
“orang-orang yang beriman kepada
Allah”, yaitu beriman bahwa Allah sebagai Rabb, Pencipta, Pemberi rezeki,
Pemberi nikmat dan Pemberi karunia. Dia beriman kepada nama-namaNya yang baik
dan sifat-sifatNya yang mulia, beriman pada kesempurnaanNya, kebesaranNya,
keagunganNya dan ketinggianNya. Dia beriman bahwa Allah lah satu-satunya
sesembahan yang berhak disembah, tak ada sesembahan lain yang berhak disembah
selain dia. Dia tunduk dan bersandar kepadaNya, sujud dan ruku’ kepadaNya,
berdoa hanya kepadaNya, dia meminta wasilah kepadaNya. Dia pun meminta segala
kebutuhan dan keinginan kepadaNya, yakin bahwa tidak ada jalan keluar kecuali
kepadaNya, tidak berdoa kecuali kepadaNya, tidak meminta kecuali kepadaNya,
tidak beristighatsah kecuali kepadaNya, tidak berkurban kecuali untukNya, tidak
meminta pertolongan dan perlindungan kecuali dari Allah.
Maka akidah orang ini tentang Allah
adalah akidah yang benar, keimanan orang ini kepadaNya adalah keimanan yang
benar. Maka apabila pondasi dasar ini tidaklah benar, maka amalan-amalan di
atasnya bisa batal –na’udzubillah- dan lenyap walaupun banyak. Karena pondasi
dasar untuk memakmurkan masjid adalah akidah dan keimanan kepada Allah yang
benar.
Di antara perkara yang sangat
disayangkan, bahkan perkara ini adalah dosa besar yang sangat besar, bahkan
dosa besar yang paling besar dan paling berbahaya, yaitu dijumpainya pada
sebagian masjid, orang-orang yang meminta pertolongan dan berdoa pada selain
Allah. Bahkan, sebagian mereka mengeraskan suaranya, seraya berkata dalam sujud
(padahal dia sedang berada di masjid) , “Tolong kami wahai Fulan…!”, na’udzubillahi
min dzaalik. Kadang juga, dia mengangkat kedua tangannya, kemudian menyeru
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atau menyeru para wali. Maka di mana
keimanan yang sejati kepada Allah?! Ke mana akidah yang benar yang menjadi
pondasi dasar agama Allah?! Sungguh Allah ‘azza wa jalla telah
berfirman,
وَلَقَدْ
أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ
لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ
وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ
“Dan sesungguhnya telah
diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu
mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu
sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur” (QS. Az
Zumar: 65, 66)
Allah juga berfirman
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ
لِلَّهِ
“dan sesungguhnya masjid itu
hanyalah milik Allah” (QS. Al Jin: 18)
Yaitu bahwa masjid yang merupakan
tempat ibadah
yang paling agung dibangun dengan pondasi ikhlas karena Allah, tunduk pada
keagunganNya dan merendah di hadapan kemuliaanNya.
فَلا
تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
“maka janganlah kalian menyembah
siapapun selain Allah di dalamnya” (QS. Al Jin: 18)
Maka bagaimana orang yang menyimpang
dan tersesat?! Dia pergi menuju rumah Allah kemudian dia sujud, tapi kemudian
dia berdoa pada selain Allah. Dia angkat kedua tangannya kemudian berdoa
beristighatsah kepada selain Allah. Orang yang semisal ini, seandainya mereka
berdiri sholat di masjid, maka hal tersebut tak bermanfaat untuk mereka. Karena
mereka sudah kehilangan pondasi amal dan agama mereka (yaitu tauhid
–pent). Siapa yang berdoa dan bersitighatsahpada selain Allah, baik kepada
mayit ataupun makhluk gaib, maka dia telah berbuat kesyirikan walaupun
maksudnya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan hanya meminta syafa’at
sesembahan tersebut.
[di terjemahkan dari kitab Ta'zhimus
Shalah karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al Abbad]
Dari artikel 'Memakmurkan Masjid (2) — Muslim.Or.Id'
0 komentar:
Posting Komentar